The Implementation of Gender Mainstreaming Policy in Indonesian Local Government – The Case of Salatiga City 2017-2022

Tika Ifrida Takayasa*  -  Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, Indonesia

(*) Corresponding Author

Gender mainstreaming is a strategy for integrating gender issues into urban development. Gender mainstreaming was implemented in accordance with Presidential Instruction No. 6 of 2000 but was not incorporated into local regulations until 20 years later. Salatiga City is leading the way in gender mainstreaming in urban development, implementing it according to the Mayor's Regulation No. 5 of 2021.
The development of Salatiga City from 2017-2022 has achieved remarkable results at the national level, as reflected in the Human Development Index (HDI) and the Gender Development Index (GDI). This research goes beyond the numbers to see how local gender policies are responsive by looking at the factors of participation, benefits, control, and access for all parties. This research uses the theory of PUG implementation by looking at the seven prerequisites for gender mainstreaming in regional development: commitment, policies, institutions, resources, analytical tools, disaggregated data, and community participation. The results of the study show that the implementation of gender mainstreaming in Salatiga City has improved each year and that all the PUG requirements have been met. However, the drivers and implementers of mainstreaming at government level have not fully understood the PPRG in its implementation. Women are still lagging in three crucial areas of society: education, health and the economy.
The implementation of gender mainstreaming necessitates the collaboration of all stakeholders, including the government, civil society, and the private sector. To achieve equitable and sustainable development, it is essential that these entities work in concert

Keywords: Gender; Women; Development Policy; Responsive

  1. Astuti, P. (2016, April 1). ANALISIS ANGGARAN RESPONSIF GENDER PADA APBD KOTA SEMARANG. Politika, 7, 1-20.
  2. Bappeda Salatiga. (2021). Profil Investasi Kota Salatiga. Salatiga: BAPPEDA.
  3. BAPPEDA Salatiga. (2022). Rencana Kerja Pemerintah Daerah 2023. Salatiga: BAPPEDA.
  4. BPS Kota Salatiga. (2021). Indeks Pembangunan Manusia. Salatiga: Badan Pusat Statistik Kota Salatiga.
  5. BPS Salatiga. (2021). Indikator Kesejahteraan Rakyat 2021. Kota Salatiga: Badan Pusat Statistik.
  6. BPS Salatiga. (2022). Indeks Pembangunan Gender. Kota Salatiga: Badan Pusat Statistik.
  7. Darmansyah, R., & Sartika, A. (2021). Representasi Perempuan dalam Politik (Studi Pemilihan Legislatif Kota Dumai Periode 2019-2024). Journal Civics and Social Studies, 05(1), 1-15.
  8. Dartini, N. (2022, Agustus 19). Wawancara Kepala Dinas Pendidikan . (T. i. Takayasa, Interviewer)
  9. Dinas Kesehatan . (2016). Rencana Strategis 2017-2022. Kota Salatiga: Dinas Kesehatan.
  10. Dinas Pendidikan. (2021). Profil Pendidikan. Kota Salatiga: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.
  11. Dinkes Salatiga. (2021). Profil Kesehatan . Salatiga: Badan Pusat Statistik (BPS).
  12. Dinkes Salatiga. (2022, 10 19). Sistem Monitoring Bayi Lahir Pendek. Retrieved from Dinas Kesehatan Kota Salatiga: https://dinkes.salatiga.go.id/
  13. Disdukcapil Salatiga. (2022). Data Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin di Kota Salatiga . Kota Salatiga: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.
  14. Diskominfo. (2021). Data Statistik Sektoral Kota Salatiga. Kota Salatiga: Dinas Komunikasi dan Informatika.
  15. DP3A Kota Salatiga. (2022). Kasus Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak. Salatiga: Dinas Pemberdayaan Perempuan, Pelindungan Anak, Pengendalian Penduduk .
  16. DPRD Salatiga. (2019). Anggota DPRD Kota Salatiga Periode 2019-2024. Salatiga: Dewan Perwakilan Rakyat Daerah .
  17. Ghazaleh, H. A. (2007, September 10-11 ). Mainstreaming Gender in Development Policies and Programmes.
  18. Hardjaloka, L. (2012). Potret Keterwakilan Perempuan dalam Wajah Politik Indonesia Perspektif Regulasi dan Implementasi. Jurnal Konstitusi, 1-28.
  19. IPU. (2019). Women in National Parliaments. Genewa , Swiss: Inter-Parliamentary Union.
  20. Irigaray, L. (1985). Speculum of Other Women. (G. C. Gill, Trans.) Ithaca New York: Cornell University Press.
  21. Jurnal Perempuan. (2003). Perempuan dan partisipasi politik. Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan.
  22. Kemen PPPA. (2020). Pembangunan Manusia Berbasis Gender. Jakarta: Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA).
  23. Kemenpppa. (2010). Pedoman Teknis Perencanaan dan Pengangaran Responsif Gender Bagi Daerah. Jakarta: Kemenpppa.
  24. Kertati, I. (2015). Implementasi Kebijakan Pengarusutamaan Gender di Kota Semarang. Jurnal Riptek , 33-48.
  25. KPPPA. (2021). Pembangunan Manusia Berbasis Gender. Jakarta: Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
  26. KPU. (2019). Data Anggota Legislatif 2019-2024. Jakarta: Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia.
  27. Pemkot Salatiga. (2018). Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Salatiga 2017-2022. Salatiga: Pemerintah Kota Salatiga.
  28. Pettite, P. (2009). Varieties of public representation. In S. C. Ian Shapiro, Political Representation (pp. 61-84). Cambridge, UK: Cambridge University Press.
  29. PItkin, H. (1967). The Concept of Representation. California: University California Press.
  30. Pitkin, H. F. (1967). The Concept Of Representation . Berkeley: University Of California Press.
  31. Praptiningsih, N. (2022, Juli 14). Keterlibatan Perempuan di DPRD Kota Salatiga. (Tika, Interviewer)
  32. Pujiastuti, W. (2020, Agustus 20). Kepala Sekertariat Daerah Kota Salatiga. (T. I. Takayasa, Interviewer)
  33. RAD-PUG. (2019). Rencana Aksi Daerah Pengarusutamaan Gender Kota Salatiga. Kota Salatiga: Lampiran Peraturan Walikota Salatiga Nomor 31 Tahun 2019 tentang Rencana Aksi Daerah Pengarusutamaan Gender Kota Salatiga.
  34. Rahayu, W. K. (2016). Analisis Pengarusutamaan Gender dalam Kebijakan Publik (Studi Kasus di BP3AKB Provinsi Jawa Tengah). Jurnal Analisis dan Pelayanan Publik, 1-16.
  35. Reeves, H., & Baden, S. (2000). Gender and Development:Concepts and Definitions. Brighton, UK: Institute of Development Studies,University of Sussex.
  36. Salatiga.go.id. (2018). Pemerintah Kota Salatiga. Retrieved November 11, 2021, from https://salatiga.go.id/tentang-salatiga/sejarah-kota/
  37. Salatiga.go.id. (2019, Febuari 21). Pemerintah Kota Salatiga. Retrieved from Cakupan Jaminan Pelayanan Kesehatan dekati angka 95: https://salatiga.go.id/cakupan-jaminan-pelayanan-kesehatan-dekati-angka-95/
  38. Soeseno, N. (2013). Representasi Politik. Jakarta: Puskapol Universitas Indonesia.
  39. Susiana, S. (2014). Penurunan Keterwakilan Perempuan Pada Pemilu 2014. Info Singkat Kesejahteraan Sosial, 1-12.
  40. UNDP. (2015). Human Development Index. New York: United Nation Development Program .
  41. Widyatwati, K. (2015). Prasasti Plumpungan Sebagai Ikon Batik Kota Salatiga Serta Dampaknya Bagi Peningkatan Ekonomi dan Pariwisata. (I. 1412-9418, Ed.) Jurnal Humanika, 21(1), 28.
  42. WRI. (2005). Representasi Perempuan dalam. Jakarta: Women Research Institute.
  43. WRI. (2005). Representasi Perempuan dalam Kebijakan Publik Era Otonomi Daerah. doi: 979-99305-0-2

Open Access Copyright (c) 2023 JPW (Jurnal Politik Walisongo)
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
 
 
JPW (Jurnal Politik Walisongo)
Published by Department of Political Science
Faculty of Social and Political Science
Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang
Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus III UIN Walisongo Semarang 
https://fisip.walisongo.ac.id/
Email: [email protected]

 
ISSN: 2503-3190 (p)
ISSN: 2503-3204 (e)
DOI: 10.21580/jpw

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. 
 
View My Stats
Flag Counter
apps